Selasa, 04 Agustus 2015
Istilah-istilah Saham, Waran, Right Issue, Stock Split, Dividen
from ~ Ibu Fioney Sofyan
So here it goes..
Sering denger tentang investasi ok yang namanya saham,
saham, saham… apaa inii? Ga pakai basa-basi deh kali ini
1.Saham
Bayangkan kue tart atau kue ulang tahun. Kalau kita mau makan, setidaknya ada sepotong kecil daripada seutuh kue yang kita taro di piring kita. Atau istilahnya makan kuenya bagi-bagi.
Saham kurang lebih seperti itu. Bukti kepemilikan kita akan satu perusahaan. Atau sepotong kecil kue dari perusahaan yang kita miliki. Kita.. beneran kita. Karena pemiliknya rame-rame. Dan sebagai pemilik, artinya kita berhak untuk menerima laporan keuangan dan mendapatkan undangan untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Dan biasanya rapat umum pemegang saham ini ga harus kalau kita memiliki saham banyak. Ga. Punya saham satu lot atau satu lembar sekalipun, sudah cukup memberikan hak pada kita untuk hadir dalam RUPS ini. Biasanya sih di hotel besar, dan ada makan gratisnya.
Jadi, jangan heran kalau ada pertanyaan: Siapa pemilik Ultra Jaya? Saya akan teriak pakai toa: Farhaaannn (anak saya) karena Farhan dalam tabungannya punya saham Ultra Jaya. Hehehe.. keren ya
2.Waran
Biasanya identifikasi waran ini ada di akhir kode saham. Misal saham ACES atau Ace Hardware, maka kode Warannya ACES-W.
Waran ini istilah sederhananya ‘kupon diskon’. Jadi kita bisa membeli kupon diskon ini dengan harga tertentu, untuk saham tertentu, jadi pada saat mau beli saham ini ya, harganya ditambahin pake si kupon diskon. Kadang harga Waran lebih tinggi daripada harga saham. Rugi dong? Iya. Karena biasanya Waran ini ada sebelum sahamnya beredar.
3. IPO atau Initial Public Offering
Artinya penjualan umum perdana. Misalnya PT Onie’s Brownies mau masuk ke Bursa. Sebelum melantai di bursa efek, akan ada IPO atau initial public offering. Kayak perkenalan perdana deh sebelum launching, yang kita tawarkan lewat sekuritas-sekuritas.
Biasanya kita melalui sekuritas ini ditawarkan terlebih dahulu, mau beli ga sahamnya. Dan melakukan booking order jauh sebelum sahamnya melantai di bursa efek. Sejumlah deposit ditaro duluan, dan pada saat launching belum tentu loh kita pasti dapet semua sahamnya sesuai pesanan kita. Bisa bisa ga dapet jatah.
Asiknya saham-saham IPO ini, di hari pertama dia melantai di bursa, itu kalau perusahaannya ok, bisa naik gila-gilaan langsung sebesar 65% per hari. Dan ini dibolehkan, walau biasanya kenaikan saham maksimal 25% per hari, lebih dari itu dianggap anomali. Makanya saham-saham IPO ini suka jadi inceran, karena per hari bisa langsung dilepas ketika dia melantai di bursa. Lagipula siapa yang ga mau profit 65% per hari?
4. Right Issue
Kalau sebuah perusahaan ingin nambah dananya, maka salah satu yang bisa ia lakukan adalah right issue, atau menambah jumlah porsi saham di bursa efek. Biasanya sebelum adanya penambahan ini, pemilik-pemilik saham lama akan diberi tawaran terlebih dahulu, mau atau tidak membeli saham right issue, dengan harga yang biasanya dibawah harga pasar, atau perusahaan pengeluar right issue yang menentukan.
Biasanya right issue ini akan muncul di portfolio, dengan tambahan kode -R dibelakang saham. Contoh saham ONIE akan right issue, maka di portfolio kita akan tertulis ada tambahan nama saham ONIE-R.
Berapa banyak saham right issue ini tergantung kebijakan perusahaan, juga seberapa banyak pemilik saham boleh beli, biasanya sudah ditentukan juga.
Contoh Right Issue saham ONIE 1:6 artinya dari setiap 1 saham yang kita miliki kita boleh membeli 6 saham lagi, sehingga di portfolio misalnya saya memiliki saham ONIE sebanya 1.000 lot, maka di bawahnya akan tertera ONIE-R 6.000 lot, tapi harganya masih 0. Yang bisa kita lakukan kalau memang mau, maka kita memesannya pada sekuritas tempat kita melakukan online trading, setor uang terlebih dahulu, baru setelah right issue, sahamnya jadi milik kita.
Tidak seperti IPO, saham Right Issue pasti kita dapet, karena itu sudah menjadi hak kita duluan karena kita punya sahmnya duluan sebelum right issue.
5. Stock Split
Istilah keren buat saham yang harganya sudah ketinggian, supaya lebih liquid atau lebih murah sehingga transaksi bisa lebih terjangkau bagi trader dengan dana terbatas.
Contoh saham Unilever harganya 78.000,- per lembar saham. Otomatis butuh sedikitnya 7,8 juta rupiah untuk membeli satu lot saham. Jadi UNVR melakukan kebijakan Stock Split 1:10, jadi setiap 1 lot saham yang kita punya menjadi 10 lot saham, sehingga harga jual saham Unilever menjadi Rp. 7.800,- per lembar saham.
Kalau kita sudah memiliki sahamnya, jangan khawatir, karena jumlah saham kita akan berlipat menjadi 10 kali lipat, tapi nilainya sama. Harganya saja yang berbeda, namun tetap kalau dikalikan dengan jumlah sahamnya, maka jadinya sama saja kok Malah biasanya saham-saham yang habis stock split ini naiknya lebih kenceng lagi. Jadi saya termasuk yang menunggu saham-saham blue chip stock split.
6. Dividen
Ada yang bilang deviden. Dividen diambil dari kata divide atau ‘bagi’. Jadi perusahaan yang sahamnya kita miliki akan membagi hasil keuntungan atau profit perusahaannya ke kita. Tapi jangan senang dulu. Misal ada berita saham AALI akan membagi 40% dari keuntungan perusahaannya sebagai dividen. Logika sederhana, gilaaa gede amaat 40% dari keuntungan looohh. Tapi ternyata yang diterima cuma 137 perak per lembar saham. Ya iyalah.. saham yang beredar ada berapa milyar?
Tapi bukan mustahil juga beberapa orang bisa hidup dari hasil dividen saja kok. Kan enak, investasi di saham kita dapet capital gain dan dapet dividen juga
Happy Invest