Berinvestasi di instrumen keuangan mengandung resiko. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, pemodal wajib membaca prospektus dan memahami informasi produk. Di pasar finansial kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan.

Minggu, 11 Oktober 2015

Pilih Menjadi Trader Atau Investor





Kalau dipikir-pikir lebih enak mana sih menjadi seorang trader atau menjadi investor?
Banyak orang yang mengeluarkan pendapatnya tentang dua pernyataan ini. Namun di artikel ini kita akan mengulasnya serta memberi informasi pentingnya menjadi trader dan juga menjadi investor.




Investor biasanya bermain secara pasif. Ia mencari return di masa depan, low stress, bermain long term, tidak terpengaruh keadaan short term. Analisa yang digunakan terdiri dari fundamental, analisa bisnis dan laporan keuangan, namun sedikit teknikal. Kebanyakan para investor membeli saham untuk disimpan dalam waktu yang sangat panjang contohnya Warren Buffet. Jika mereka menyimpan dalam jangka panjang, pada waktu saham turun mereka malah menambah posisinya dan bukan menjualnya.

Salah satu rumus sukses dari berinvestasi dalam jangka panjang, khususnya di reksadana, adalah menggunakan metode dolar cost averaging (di Indonesia mungkin tepatnya Rupiah cost averaging). Yang artinya, tidak peduli pasar atau bursa naik atau turun, kita akan invest secara rutin setiap bulan. Sehingga dalam jangka panjang, yang kita dapatkan adalah nilai rata-rata dari investasi kita. Investor melihat pertumbuhan majemuk dari portfolionya dalam jangka panjang.

Coba Anda menginvestasikan uang sebanyak Rp20 juta dan memperoleh return 20% per tahun. Maka dalam 20 tahun uang Anda akan menjadi Rp766 juta. Nah kalau yg diinvestasikan Rp50 juta maka akan menjadi hampir Rp2 milyar. Contoh sederhananya, jika seseorang berjiwa investor memiliki orang tua yang kaya raya, ia tinggal minta Rp50 juta pada orang tuanya lalu ia menunggu 20 tahun sambil sekolah. Setelah 20 tahun, ia bisa langsung jadi milyader tanpa harus kerja keras.

Bagaimana dengan trader? Seorang trader biasanya akan bermain aktif mencari return cepat di masa sekarang. Ia cenderung lebih stress, trading short term, dan sangat terpengaruh terhadap harga. Analisa yang sering dipakai adalah teknikal full dan sedikit fundamental. Pemakaiannya dibarengi dengan stop loss ketat.

Trader tidak menyimpan saham atau valas melainkan "memainkan" dalam jangka pendek malah bisa dalam jangka yang sangat pendek seperti beli pagi jual sore (intraday trader). Jika harga melawan dari apa yg diinginkannya maka trader harus melakukan "cut loss". Bagi trader melakukan cut loss adalah merupakan tindakan penyelamatan.

Rasanya lucu dimana banyak sekali yang sudah belajar tentang bagaimana merencanakan keuangan yang baik dan sudah banyak pula yang mengerti bahwa investasi adalah untuk jangka panjang. Tapi apa daya, mungkin transaksi jual beli alias trading terasa lebih keren daripada duduk diam pasrah mengikuti harga pasar yang naik turun. Mungkin karena itulah seseorang lebih memilih menjadi trader.

Jadi, apakah Anda mau jadi trader atau investor? Semua kembali ke diri Anda masing-masing. Kuncinya hanya pada pilihan: AKTIF atau PASIF.